Berharap pada manusia adalah "Patah Hati" yang disengaja.
Berharap pada manusia adalah bentuk patah hati yang disengaja. Karena kita sudah jelas meminta pada yang bukan miliknya.
Setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya jatuh hati. Tapi kadang
kala, kita sendiri malah lupa pada siapa yang memiliki hati. Tidak ada yang
salah dari perasaan mencintai, memiliki atau sekedar menjaganya. Karena
bagaimanapun, perasaan itu adalah fitrahnya seorang manusia. Kita tidak bisa
mengatur bahkan memaksa kepada siapa perasaan itu jatuh lalu tumbuh dengan
sendirinya.
Namun yang menjadi persoalan, kita seringkali lupa bagaimana cara
kita menyikapi dan mengelola perasaan yang ada. Kita mungkin tidak bisa menolak
perasaan itu hadir dalam hidup kita, tapi sebenarnya kita pun mampu untuk
mengendalikan rasa yang ada.
Kita semua pasti pernah berharap pada seseorang, entah itu
berharap dikasihi, dicintai atau dibalas dengan kebaikan yang sama juga. Bentuk harapannya itu sendiri sebenarnya
tidak ada yang salah, tapi kepada siapa
harapan itu diberikan maka itu yang akan menjadi masalah.
Berbuat baik untuk menghargai seseorang adalah salah satu tindakan
yang patut dicontoh. Tapi berharap seseorang itu akan berbuat hal yang sama
kepada kita itu hanya akan membuat penantian dan kekecewaan. Karena jika
kenyataannya seseorang itu malah melakukan suatu kesalahan di hidup kita, maka
yang terjadi dia akan sangat menyakiti kita.
Sama halnya ketika aku pernah mencintai seseorang bukan karena aku
ingin Allah mencintai ku. Tapi karena aku ingin dicintai balik oleh hambanya.
Maka Allah bisa dengan mudahnya mengambil atau merubah hati seseorang dari ku.
Alhasil bukan cinta yang aku dapatkan, melainkan rasa sedih, sakit hati, kecewa
dan marah.
Allah itu maha pecemburu, Dia tidak ingin jika kita memikirkan
selain-Nya. Maka Allah akan membuat berbagai cara agar kita bisa kembali
mencintai dan berharap kepada Nya. Salah satunya dengan membuat hati kita
kecewa. Tapi terkadang, kita selalu salah dalam mengartikan bahasa cintanya Allah
kepada kita. Kita selalu mengira bahwa Allah itu tidak adil dengan membuat hati
kita kecewa setelah apa yang kita lakukan pada manusia. Padahal, sejatinya Allah
itu sedang menyelamatkan hati kita dari cinta yang salah, dari harapan-harapan
yang tidak benar. Allah sengaja menunjukkan bahwa manusia itu bisa memberi luka
sekalipun kita berbuat baik padanya.
Bukankah setiap dari kita selalu mengangkat tangan dan berdoa “Ya
Allah, tolong tunjukkanlah jika dia memang yang terbaik untukku”
Tapi jawaban Allah adalah dia bukan yang terbaik untukmu. Perasaan
sakit dan kecewa yang menurutmu itu tidak adil sekarang bisa saja adalah
jawaban dari doa-doamu sebelumnya.
Berharaplah pada Allah, karena kebaikan itu akan dibalas oleh-Nya.
Tugas kita adalah berbuat baik pada manusia, tapi jika yang
terjadi pada kita adalah hal sebaliknya. Maka, biarkan itu menjadi urusan
mereka dan Allahnya.
Lalu, bagaimana cara kita menyembuhkan hati yang terluka?
Jawaban yang pertama adalah dengan meminta ampunan pada Nya,
sebagaimana kita sudah berharap kepada selain Allah. Kita sudah menduakan cinta-Nya. Maka segeralah
kembali kepada Allah saat kita diberi teguran melalui perasaan sakit dan
kecewa. Sadar dirilah ketika kita dibuat kecewa oleh manusia, itu karena kita
juga sudah membuat Allah kecewa.
Jika sudah meminta, maka berdoalah. Berdoalah agar hatimu
dimudahkan dan diberi keluasan, keluasan untuk memaafkan dan menerima. Karena
ketika kamu memaafkan orang lain, maka kamu sedang memaafkan dirimu sendiri,
dan berharaplah Allah juga akan memaafkanmu.
Jika ternyata perasaanmu masih belum bisa melepaskan seseorang
itu, berdoa dan memintalah kepada pemilik hati yaitu Allah swt. Bukankah Allah
itu muqollibal
qulub? Yang maha membolak balikkan hati manusia? Allah bisa dengan mudahnya
merubah hati seseorang untukmu, selama kamu tetap berharap kepada-Nya, maka
kamu tidak akan pernah kecewa.
Apakah kamu ingat dengan kisah cintanya Zulaikha dan nabi Yusuf?
Yah, ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, Allah jauhkan Yusuf
darinya. Namun ketika Zulaikha mengejar cintanya Allah, maka Allah datangkan
Yusuf kepadanya.
Dari kisah cinta Zulaikha dan Nabi Yusuf, kita jadi belajar
bahwasannya sangat penting untuk kita lebih dulu mengenal Allah sebelum
mengenal ciptaan-Nya. Ketika kita sudah dekat dengan Allah, maka dipastikan
Allah akan memberikan apa saja yang kita minta.
Tapi jika apa yang kamu inginkan ternyata tidak seperti yang kamu
harapkan, percayalah jika pilihan Allah itu yang terbaik. Seperti halnya kamu
memiliki suatu rencana, maka Allah pun sama memilikinya. Dan rencana Allah
pasti jauh lebih baik, Allah bisa saja menghancurkan rencanamu agar rencanamu
tidak menghancurkanmu.
Allah sangat tahu betul apa yang kamu butuhkan, ketika kamu
menyerahkan segala urusanmu pada Allah maka tidak ada yang tidak mungkin bagi
Allah untuk menjawab semua doa-doamu. Kamu hanya perlu belajar untuk percaya,
belajar mengimani sesuatu, maka kamu akan melihat keajaiban itu datang
sendirinya.
Komentar
Posting Komentar