Praktek-praktek ibadah haji

Ibadah haji hukum wajibnya dilakukan sekali, jika dilakukan lebih dari satu kali maka hukumnya sunnah. Nabi Muhamma saw berkesempatan ibadah haji bertiga kali, namun hanya melakukannya sebanyak satu kali. Dalam islam terbagi menjadi dua yaitu individual dan sosial, ibadah haji termasuk ke dalam ibadah individual. Kaidah fikih mengatakan bahwa ibadah yang dirasakan manfaatnya oleh lebih banyak orang lebih baik dibandingkan dengan ibadah individual. Ibadah ritual tidak lebih baik dari pada ibadah wajib. Ibadah haji akan hukumnya menjadi haram apabila mengikuti hawa nafsu seperti ibadah haji karena ingin dilihat orang.

Fakta lain yang disampaikan oleh syekh Yusuf Al-Qardowi, kewajiban-kewajiban agama harus di dahulukan dibanding ibadah yang bersifat sunnah. Orang yang melakukan sunnah sunnah tapi tidak melakukan kewajibannya maka sunnah nya bisa tidak diterima Allah swt. Contohnya melaksanakan haji tapi bisa melakukan haji atau umrah, maka amal ibadahnya tidak akan diterima sebelum hutang-hutangnya dilunasi. Kaidah selanjutnya, jika mau berbuat kebaikan maka tidak hanya sebatas haji dan umrah. Selanjutnya, jangan berpikir untuk terus mengulang-ngulang haji karena penting sekali untuk mensedekahkan harta kepada  sosial. Ada jenis-jenis amal lain yang lebih baik daripada haji.

Ayat yang mengkritik tentang haji dan umrah adalah Q.S At-Taubah ayat 19-20

۞ اَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاۤجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ لَا يَسْتَوٗنَ عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۘ اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ

Terjemah Kemenag 2002

19.  Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam, kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah. Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang zalim.

20.  Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMAHAMI PERMASALAHAN MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH, WAKAF DI INDONESIA

PRAKTIK JUAL BELI BUKU BAJAKAN DI MARKETPLACE LAZADA MENURUT TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

MEDIASI DALAM HUKUM SYARIAH